Ketika Semangat Dakwah Redup Dan Solusinya


Tetaplah Semangat Saudaraku Untuk Terus Menapaki Jalan Indah Ini.
Saya setuju, ketika ada seorang ahli mangatakan jika dalam upaya meraih atau melakukan segala sesuatu selain tekad dan ambisi seseorang memerlukan satu hal lagi, yaitu semangat. Dalam bahasa desa saya dikatakan sebagai Spirit, ‘The Power of Spirit.’
Seperti yang dikatakan oleh Margareth Thatcher, seorang perdana menteri wanita terlama di Britania Raya (1979–1990), mengatakan bahwa semangat itu adalah komponen dalam hidup kita yang mempengaruhi langsung dalam upaya meraih apa yang kita tuju. Dengan kata lain semangat itu sangatlah penting, baik dalam mengejar cita-cita, meniti karir, bahkan dalam hal beribadah sekalipun.
Semangat merupakan roh kehidupan yang menjiwai segala tindak tanduk kita. Semangat mampu memberikan jalan. Semangat bisa mengusir ketakutan. Semangat bisa mengusir rasa lelah. Semangat bisa mematahkan kesulitan. Semangat akan mengantarkan kita pada tujuan. Semangat bisa membawa kita ke tempat yang kita inginkan. Dan dengan semangat akan terasa indah jalan ukhuwah yang kita tapaki ini.
Ada sebuah kejadian lucu yang mungkin dapat menyentil kita.
Ketika di bulan Ramadhan atau setidaknya menjelang bulan Ramadhan, pernahkah dari kita melihat Satpol PP yang bekerja sama dengan kepolisian dan jajarannya menggelar razia?. Razia mesum. Kenapa mereka hanya merazia hotel-hotel melati dan kos-kosan saja? Kenapa tidak hotel berbintang yang memiliki gedung tinggi menjulang.
Jawabannya, karena hotel melati dan kos-kosan memliki jumlah kamar yang sedikit. Berbeda dengan hotel berbintang yang memiliki jumlah kamar banyak hingga ratusan, bisa 500 bahkan bisa sampai 1000. Lalu apa hubungannya jumlah kamar pada hotel dengan masalah semangat yang kita bahas? Tentu ada. Bayangkan ketika mereka datang dengan semangat-semangatnya untuk merazia hotel berbintang.
Pintu pertama di dobrak, Gubrakk!! “Wooii ...!!! di dalam ada yang mesum kagak?!”
“Tidak!!” jawab tamu kamar itu.
Pintu kedua di dobrak, Geduubrakk!! “Wooii ...!!! di dalam kalian mesum kagak?!”
“Tidak Om!!” jawab tamu kamar itu pula.
Begitu pula dengan pintu ketiga. Gubrakk!! Krakk!! “Woii ...!!! mesum ya?!”
“Ti ... tidak Pak!!” jawab tamu itu pula.
Kagiatan mendobrak itu terus berlangsung hingga naik ke lantai-lantai berikutnya. Hingga sampai pada kamar nomor 708. Semua menjadi lesu.
Sambil ngos-ngosan petugas itu mengetuk pintu, Tok! Tok! Tok! “Di dalam ada yang mesum kagak?”
“Tidak Pak,” jawab tamu itu.
“Oh, ya sudah,” imbuh petugas razia itu.
Sembari membungkuk dan kembali pulang ke belakang untuk melapor pada atasan bahwa hotel itu aman. Sangat disayangkan, padahal di dalam kamar itu ada sepasang muda-mudi mesum. Andai saja dia tetap mau mendobraknya.
Saya tidak tahu pasti cerita itu benar atau tidak, hanya saja ada sebuah pelajaran yang dapat kita ambil mengenai semangat ini. Bagaimana pentingnya bagi kita untuk tetap menjaga semangat dalam diri kita. Tidak peduli profesi atau aktivitas apa yang sedang kita jalani, sudah pasti semangat itu penting untuk melangkah sampai akhir. Termasuk semangat di dunia tarbiyah ini, jalan dakwah.
Yang saya takutkan, apa yang terjadi pada petugas razia itu sama dengan apa yang sedang kita alami sekarang. Ketika awal-awal mengenal Tarbiyah begitu menggebu dan bersemangat, namun seiring waktu ketika sampai di sini menjadi lesu dan kendur. Bahkan mirisnya malah sebagian kader dakwah yang berapi-api di awal menjadi redup dan mundur dari jalan ini. Istilah kampung sono ‘futur’ namanya.
Sangat disayangkan, generasi yang seharusnya dipercaya dan diyakini untuk memikul amanah dakwah ini malah satu persatu beringsut mundur. Alasannya banyak.
“Afwan, ana banyak tugas kuliah.”
Ketika tugas kuliah telah selesai dikerjakan,
“Afwan, ana sedang mengerjakan Skripsi.”
Ketika skripsi telah tuntas di kerjakan,
“Afwan, ana sedang mempersiapkan kelulusan, hehe ... bentar lagi ana wisuda.”
Ketika sudah lulus,
“Afwan, ana sedang sibuk mencari kerja.”
Ketika telah bekerja,
“Afwan, ana dan keluarga sedang sibuk mempersiapkan walimahan. Jangan lupa datang ya nanti.”
Ketika sudah menikah,
“Afwan, anak pertama ana sedang menunggu kelahiran, ana belum bisa.”
Ketika sudah lahir,
“Afwan, anak ana baru mau masuk sekolah. Jadi ana sibuk cari duit untuk biaya sekolahnya.”
Hal itu berlangsung terus, hingga ajakan kembali pada kebaikan itu datang terakhir kalinya.
“Antum kini bisa ikut?”
“Afwan, ini Siti Aminah istrinya Bang Toyib ... abang sudah meninggal satu minggu yang lalu.”
Jedeeerr!!!!. Bagaimana menurutmu? Miris bukan. Mereka adalah generasi muda yang seharusnya sanggup untuk memikul amanah Agama ini. Jalan yang in syaa Allah di ridhoi Allah, Aamiin Allahuma Aamiin. Tapi kenyataannya mereka lebih memilih menyerah ketimbang terus berjuang dan melangkah di jalan dakwah ini. Kata anak ingusan, “Malu euy dengan umur. Muda kok loyo.”
Berbeda sekali dengan seorang pelari 400 meter berasal dari Africa yang bernama Oscar Pistorius. Tidak seperti pelari normal lainnya, dia tidak memiliki kaki untuk berlari. Memang benar, dengan keadaan itu tentunya sangat sulit untuk memenangkan pertandingan, tapi apakah dia menyerah? Tidak!. Walaupun dia tidak menang pada Olympiade lari tahun 2008 di Beijing, tapi semangatnya tidak padam. Hal itu dibuktikannya pada Olympiade 2012 di London. Dia mampu berlari jauh hingga masuk ke semi final, meskipun dia gagal masuk final namun semangatnya itu mampu menggugah dunia. Inilah contoh semangat yang harus ada dalam diri kita.
Jika kita kaitkan pada dakwah ini, alangkah indahnya jika setiap kader memiliki semangat yang terjaga hingga kapanpun masa itu berlalu. Maukah dia menganal dakwah dari organisasi Rohis di sekolahan, ataukah kader itu mengenal dakwah ketika di perguruan tinggi, atau bahkan seperti saya yang baru mengenal dunia Tarbiyah satu tahun ini di sela kesibukan mencari nafkah. Tidak ada kata terlambat untuk mengenal kembali nikmatnya dakwah itu seperti apa. Jika saja saya pikirkan, jujur begitu menyesalnya saya kenapa baru diperkenalkan pada Tarbiyah akhir-akhir ini. Kenapa tidak dari dulu, saat saya masih duduk di bangku SMA atau bahkan waktu saya kecil. Namun inilah kehidupan, segala apa yang terjadi sudah ditetapkan sebagai aturan main yang harus kita lakukan.
Jadi, NO EXCUSE! Tidak ada alasan untuk kita mundur dari jalan ini. memang jalan ini bergerigi, licin, berduri, menanjak dan menurun, tapi coba pikirkan reward yang menunggu kita di ujung jalan sana. Kebahagian abadi dari Allah SWT, in syaa Allah. Beruntunglah kalian yang telah mengenal Tarbiyah sejak dini, jalan masih panjang. Tapaki itu dengan penuh nikmat dan senyum terkembang. Jujur saja, dunia sekolah, perkuliahan, dan kerja itu berbeda. Semakin kalian menapaki dunia itu hingga kebelakangnya maka akan sulit. Dunia sekolah tak semudah dunia kanak-kanak yang telah kalian jalani, butuh tanggung jawab disana. Dari mengerjakan tugas dan tanggung jawab lainnya yang diberikan oleh guru dan orang tua. Dunia kuliahpun pasti lebih berat dari dunia ketika kalian masih sekolah, disini lebih dituntut bukan(?) untuk melakukan segala sesuatu dengan all out! Sepenuhnya.
Begitu pula ketika kalian beranjak pada dunia kerja. Profesionalisme lebih ditekankan. Dunia kerja itu kejam! Pasti akan lebih banyak menyita waktu dan semangat kalian untuk berjuang di jalan dakwah ini. Lalu! Bagaimana kalian akan menerjang zaman, jika pada tahapan dunia kalian sekarang saja kalian banyak yang mundur kebelakang. Jika pada masa kalian yang sekarang banyak yang sudah ‘futur’ tenggelam.
Jujur, saya tidak menjudge sembarangan, meskipun baru satu tahun lebih kurang jalan, tapi saya sudah lihat apa yang terjadi di jalan ini. Keindahan itu sangat sayang untuk dilewatkan. Kawan-kawan saya pada kelompok pertama saya gabungpun, tak tahu rimbanya kemana. Hilang. Tertelan kesibukan. Satu persatu berguguran. Semoga Allah selalu senantiasa menjaga hati ini, agar selalu istoqomah di jalannya. Aamiin.
Lalu, apa saja sih penyebab seorang aktivis dakwah itu mundur atau futur. Tentunya pasti ada penyebab dong. Sesuai dengan kata pepatah, tidak ada asap kalau tidak ada api. Ini adalah beberapa faktor yang saya ambil dari Blog Henyk86.wordpress.com. Faktor itu meliputi.
1.      Berlebihan dalam din (bersikap keras dan berlebihan dalam beragama)
2.      Berlebih-lebihan dalam hal yang mubah
3.      Memisahkan diri dari kebersamaan atau jamaah (mengedepankan hidup menyendiri dan berlepas diri dari organisasi atau berjamaah)
4.      Sedikit megingat akhirat (lemah dalam mengingat kematian dan akhirat)
5.      Melalaikan amalan siang dan malam (tidak memiliki komitmen yang baik dalam mengamalkan aktivitas ubudiyah harian)
6.      Masuknya barang haram dalam tubuhnya
7.      Tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan (tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dakwah)
8.      Bersahabat dengan orang-orang yang lemah (berteman dengan orang-orang yang buruk dan memiliki semangat yang rendah)
9.      Spontanitas dalam beramal (tidak ada perencanaan yang baik dalam beramal, baik dalam skala individu maupun jama’i)
10.  Jatuh dalam kemaksiatan (meremehkan dosa dan maksiat)
Ketika kita sudah mengetahui penyebabnya, maka agar fair mari kita cari pemecahan masalahnya. Lalu bagaimana cara kita agar menjaga semngat Dakwah itu ada dalam diri kita. Agar tidak serta merta pudar bersama waktu yang kian berputar. Agar tak menghambar kenikmatan itu diantara godaan dunia yang berpijar. Begini beberapa caranya,
Pertama, Mantapkan Nilai Tauhid Kita.
Tidak ada tuhan selain Allah. Percayakan bahwa Allah lah tempat satu-satunya kita memohon, berlindung, dan bergantung dari segala sesuatu. Laa illah ha illallah ... mantapkan nilai TAUHID kita. Dengan kita semakin mendekatkan diri pada Allah, in syaa Allah hati kita akan terjaga kefokusannya dan ke istiqomahannya untuk berada di jalan dakwah ini. Yakinkan jika jalan dakwah ini adalah tugas dari Allah. Kewajiban ummat adalah saling menasehati dalam kebaikan. Itu berarti kita semua. Termasuk para kader dakwah itu sendiri.
Kedua, Rajin Datang Halaqah
Pengajian rutin dan intensif tsaqafah Islam merupakan bagian terpenting pembentukan kepribadian Islam seorang pengemban dakwah. Di sinilah dibangun pola pikir islami dengan mengkaji berbagai tsaqafah Islam yang sangat dibutuhkan untuk dakwah, juga akan ditata pola sikap setiap pengemban dakwah agar selaras dengan pemikiran Islam yang dipahami. Akan tetapi, halaqah tak boleh hanya sekadar transfer tsaqafah, melainkan juga transfer energi dakwah, hingga mampu terus mengobarkan semangat dalam berjuang.
Ketiga, Berjamaah.
Ingat dengan sebuah peribahasa, Domba yang sendirian akan lebih mudah diterkam oleh serigala ketimbang domba yang bergerombol. Jadi alangkah lebih baiknya ketika kita memutuskan berjalan di jalan ini, kita sebaiknya berjamaah. Karena dengan berjamaah, satu sama lain akan dapat mengingatkan kita ketika kita mulai tergelincir dan hendak jatuh. Seikat lidi akan lebih kuat dibandingkan dengan sebatang lidi.
Keempat, Ibadah Rutin Harian lakukan.
Dengan kita Continue dalam melakukan ibadah sehari-hari, In syaa Allah itu terus akan membentengi diri kita agar tak jauh tersesat meninggalkan jalan dakwah ini. Tanamkanlah dalam diri jika kita itu ibaratnya bisa melihat Allah, ika tidak bisa, maka yakinkan hati jika Allah pasti bisa melihat kita. Dengan begitu kita akan selalu ingat jika kita hidup ini semata-mata mengharap ridho Allah, sehingga ketika kita memantapkan hati ini. Kita enggan untuk bergeser bahkan beranjak dari jalan dakwah ini.
Kelima, Hindari Maksiat
Kemaksiatan akan mereduksi dan mengurangi energi dakwah dalam diri kita. Sungguh setiap kemaksiatan akan semakin menjauhkan kita dari pertolongan Allah. Kemaksiatan akan menjadikan seruan lisan kita hanyalah seruan kosong tak bermakna. Kemaksiatan malah akan membawa kita futur dan menjauh dari Allah.
Itulah beberapa cara agar kita bisa tetap menjaga semngat ukhuwah dalam diri kita. Agar kita tetap berada di jalan ini apapun yang terjadi. Agar kita lebih siap menerjang semua hambatan di depan dan pasang badan sambil mengatakan, “Aku ora opo opo ... iki jalanku.”
Waallahu a’lam
Semoga bermanfaat.
Ko Jeena, 27 April 2014

3 komentar:

  1. sipp, keep istoqomah tlisan ini jangan dihapus ya, ntar bisa diliat 5 th ke depan

  2. Unknown mengatakan...

    Aamiin, Iya Mi, in syaa Allah

  3. miao sai mengatakan...

    agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
    ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
    pin bbm :2B389877

Posting Komentar