Dalam sejarah yang didengung-dengungkan dunia, Mustafa Kemal Fasya atau yang kita kenal Mustafa Kemal Attaturk dianggap sebagai Bapak Turki Modern. Namanya harum di telinga para kaum sekuler yang menganut paham sekulerisme. Namun jika kita jeli dan membuka mata hati terhadap kenyataan sejarah yang sesungguhnya, sebenarnya Mustafa Kemal Attaturk adalah tokoh munafik yang menyamar menjadi muslim dan menghancurkan Islam dari dalam.
Terutama kekhilafahan Turki Ustmani sendiri telah dirongrong
tanpa daya upaya selama bertahun-tahun ketika dia mulai menancapkan cakarnya
ditubuh khilafah. Hingga kekhilafan Ustmani resmi dibubarkan pada bulan 28 Rajab 1342 H bertepatan
dengan 3 Maret 1924.
Liberalisme di Eropa Barat
Setelah mengalami Renaisance abad ke-15 M,
masyarakat Eropa Barat bersepakat untuk memisahkan agama dari kehidupan alias
menganut faham sekulerisme. Kemudian faham ini ditohokkan oleh ‘John Locke’
filosof asal Inggris dan menjadikan sekulerisme menjadi ideologi Liberal,
sebuah ideologi yang menempatkan manusia bebas dari ikatan apa pun, baik ikatan
agama ataupun yang bersifat keduniawian.
Dengan ideologi Liberal ini maka ketika mereka
berurusan dengan dunia, mereka akan melupakan ketuhanan dan ketika mereka
sedang beribadah, maka anggapan mereka itu tak ada kaitannya dengan kehidupan
dunia. Lebih lengkapnya pemisahan segala sesuatu dengan agama. Liberal dalam
beragama, berekonomi, liberal berpolitik, seksualitas, dan liberal dalam segala
hal. Mereka menganggap jika ideologi inilah yang akan menghantarkan Barat
kepada kebangkitannya.
Semangat Liberalisme ini mendorong pecahnya
Revolusi Perancis tahun 1789 yang mengusung jargon “Liberte, Egalite, dan
Fraternite”. Revolusi Perancis berhasil menjauhkan agama dalam hal ini gereja
dari masyarakat, negara, maupun politik. Di awal abad ke-19 M, Perancis muncul
menjadi paling kuat dan maju, menjadi negara nomor satu di dunia di bawah
pimpinan Napoleon Bonaparte.
Turki Melirik
Liberalisme
Sementara di Turki sendiri, mulai melirik ideologi
Liberal yang sedang berkembang pesat di Eropa Barat. Kemajuan teknologi akibat
revolusi Industri di Eropa telah menyilaukan mata. Sehingga Turki tidak bisa
membedakan antara kebudayaan mana yang dapat disaring untuk peradaban Turki dan
mana kebudayaan yang tidak sesuai dengan akar Turki sendiri, yakni syariat
Islam.
Tahun 1828 di masa Sultan Mahmud II, pemikiran
dan sistem sekuler mulai merasuk ke tubuh khilafah. Tahun 1876 M Gerakan Turki
Muda yang tergila-gila dengan ideologi liberal berhasil memaksa Sultan Abdul
Hamid II menerima Konstitusi 1876, sebuah konstitusi sekuler. Sejak itu,
tanda-tanda keruntuhan Khilafah mulai di depan mata. Sekeliling khalifah sudah
dipadati dengan orang-orang yang berideologi sekuler liberal.
Mustafa dan
Sepak Terjangnya
Tanggal 12 Maret 1881, saat Turki
sedang sakit Ideologi, Mustafa lahir. Ia dilahirkan di Salonika (sekarang di Yunani).
Saat itu Yunani berada di dalam wilayah Khilafah Turki Utsmani. Ayah Mustafa
bernama Ali Riza yang meninggal saat putranya berumur 7 tahun. Ibu Mustafa
bernama Zubeyde Hanim, seorang muslimah taat yang berharap Mustafa menjadi ulama
yang faqih.
Namun Mustafa berbeda pendirian. Ia menjadi
remaja pemberontak melawan segala bentuk peraturan. Ia kasar, dan kurang ajar
pada gurunya. Di depan kawannya, ia sangat arogan dan penyendiri.
Akhirnya pada usia dua belas tahun Mustafa dimasukkan
ke akademi militer di Salonika. Ia ikut seleksi dan lulus jadi kadet.
Di militer, nampaknya Mustafa menemukan
dunianya. Ia mampu menunjukkan prestasi akademik yang bagus, sehingga salah
satu pelajar menjulukinya “Kemal” yang berarti kesempurnaan. Sejak itu ia
panggil Mustafa Kemal.
Pada usia 14 tahun, Mustafa Kemal pindah ke
sebuah akademi di Monastir.
Saat-saat liburannya di Salonika, Mustafa Kemal
senang berkunjung ke tempat-tempat hiburan Eropa dimana para wanita tidak
mengenakan cadar, menyanyi, berdansa, dan duduk di meja bersama laki-laki.
Mustafa Kemal senang minum-minuman keras.
Dalam pergaulan, Mustafa Kemal banyak bersandar
pada teman-temannya para pendeta Macedonia yang sengaja ”menangkapnya”. Para
pendeta Macedonia inilah yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Perancis bersama
seorang teman Mustafa dari Macedonia yang bernama Fethi. Keduanya diajari
buku-buku karya pemikir-pemikir liberal seperti Voltaire, Rousseau, Thomas
Hobbes, dan John Stuart Mill, serta buku-buku lainnya. Hingga akhirnya, Mustafa
mengarang syair yang mendengung-dengungkan nasionalisme dan berpidato di depan
akademi militer. Mustafa berbicara kepada mereka tentang kerusakan sultan
sebelum dia berumur 20 tahun.
Mustafa Kemal kemudian ditempatkan di Istambul.
Di sana dia menjadi pengunjung rutin rumah Madame Corinne, seorang janda Italia
yang hidup di Pera, sebuah distrik kota yang telah mengalami Westernisasi. Ia
pun hanyut dalam minum-minuman keras, bermain judi, dan bersenang-senang dengan
musik.
Setelah mencapai nilai tertinggi dalam ujian
akhir, Mustafa lulus dengan gelar kehormatan pada Januari 1905 sebagai kapten.
Saat itu, Mustafa Kemal bergabung dengan perkumpulan mahasiswa nasionalis, yang dikenal sebagai Vatan (yang artinya Tanah Air). Para anggotanya menganggap dirinya kelompok revolusioner yang menentang pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, yang memberangus segala pemikiran “liberal” yang merongrong pemerintahan Islam. Kelompok ini selalu menyalahkan Islam yang dianggap membuat Turki terbelakang dan terus-terusan menyebarkan kebencian terhadap syari’at yang dianggap kolot, serta menjadikan ajaran-ajaran sufi sebagai tertawaan. Anggotanya bersumpah melengserkan sultan dan menggantinya dengan sistem pemerintahan Barat dengan konstitusi dan parlemen, menghancurkan otoritas para ulama, menghapus jilbab dan kerudung, serta mendeklarasikan kesetaraan gender. Tak lama bergabung, Mustafa Kemal menjadi pemimpinnya.
Saat itu, Mustafa Kemal bergabung dengan perkumpulan mahasiswa nasionalis, yang dikenal sebagai Vatan (yang artinya Tanah Air). Para anggotanya menganggap dirinya kelompok revolusioner yang menentang pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, yang memberangus segala pemikiran “liberal” yang merongrong pemerintahan Islam. Kelompok ini selalu menyalahkan Islam yang dianggap membuat Turki terbelakang dan terus-terusan menyebarkan kebencian terhadap syari’at yang dianggap kolot, serta menjadikan ajaran-ajaran sufi sebagai tertawaan. Anggotanya bersumpah melengserkan sultan dan menggantinya dengan sistem pemerintahan Barat dengan konstitusi dan parlemen, menghancurkan otoritas para ulama, menghapus jilbab dan kerudung, serta mendeklarasikan kesetaraan gender. Tak lama bergabung, Mustafa Kemal menjadi pemimpinnya.
Mustafa diundang untuk menghadiri salah satu
pertemuan di sebagian rumah-rumah orang Yahudi yang memiliki kewarganegaraan
Italia dan organisasi-organisasi Freemasonry Italia. Turki Muda menjadikan
perlindungan yang diberikan kepada Yahudi ini sebagai tameng. Mereka mendapat
bantuan finansial dalam jumlah yang sangat besar dari berbagai pihak.
Tahun 1908 M Kaum nasionalis sekuler, Turki
Muda, melakukan revolusi. Revolusi ini dalam rangka merongrong Sultan Abdul
Hamid II yang menentang konstitusi 1876 yang sekuler dan selalu menyerukan
kembali ke Syari’at Islam.
Akhirnya pada tanggal 26 April 1909 M Turki Muda
yang berkomplot dengan Syaikhul Islam, Mohammad Dia’ uddin Afandi, berhasil
memberhentikan Sultan Abdul Hamid II, seorang khalifah yang saleh dan lembut.
Sejak saat itu Khilafah Utsmaniyah dikuasai kaum nasionalis Turki.
Setelah pemberhentian Sultan Abdul Hamid II
banyak orang mulai menulis buku baik berbahasa Inggris, Arab maupun Turki, yang
memfitnah dan menyerang Sultan Abdul Hamid II. Mereka memfitnah Sultan Abdul
Hamid II sebagai orang yang menjadikan Daulah Utsmani tenggelam semakin dalam
dan menampilkan Turki Muda sebagai pahlawan.
Dalam buku-buku sejarah Indonesia yang ditulis
oleh kaum sekuler, Gerakan Turki Muda ini disebut-sebut sebagai gerakan untuk
mencapai perbaikan nasib menentang Sultan Abdul Hamid II yang mereka sebut
sebagai Kaum Kolot. Gerakan Turki Muda ini dianggap sebagai pemicu pergerakan
nasionalis sekuler di Indonesia.
Setelah Sultan Abdul Hamid II diberhentikan,
tahun 1909 M Sultan Muhammad Risyad menggantikannya sebagai Khalifah Turki
Utsmani. Namun pemerintahannya sebenarnya sudah tidak berarti karena dibawah
perintah Turki Muda.
Untuk mengakhiri Khilafah Utsmani hingga ke
akar-akarnya Barat membuat skenario busuk namun licin. Mereka akan melahirkan
seorang pahlawan boneka yang bisa dijadikan partner pasukan sekutu. Pahlawan
ini akan menjadi harapan umat Islam yang sedang dilanda keputusasaan. Pilihan
mereka jatuh kepada Mustafa Kemal.
Intelijen-intelijen Inggris berhasil menemukan
”impian mereka” yang telah lama didambakan dalam pribadi Mustafa Kemal, seorang
yang memiliki watak diktator. Hubungan antara intelijen Inggris dan Kemal
dilakukan melalui perantaraan seorang intelijen bernama Amstrong yang memiliki
hubungan dekat dengan Kemal.
Skenario ini dilaksanakan. Di akhir Perang Dunia
I Mustafa Kemal memimpin pasukan pertahanan Turki melawan Pasukan Sekutu Eropa
dan Yunani yang menguasai Izmir. Mustafa Kemal mendengungkan spirit Jihad di
Turki, mengangkat al-Qur`an dan membuat orang-orang Inggris menarik diri tanpa
terjadi bentrokan senjata apa pun.
Tanpa mengalami banyak kesulitan, Mustafa Kemal
berhasil menguasai beberapa tempat strategis. Dunia Islam menyambutnya dengan
penuh antusias dan memberinya gelar ”ghazi” (panglima perang yang gagah dan
tanpa tanding). Saat Yunani kalah dan Turki menang, rakyat mabuk kemenangan,
dan memuja Mustafa Kemal sebagai sang Penyelamat. Ia digelari Pembela
Kebenaran. Berbagai pengakuan para diplomat asing makin meneguhkan kedudukannya
sebagai pahlawan Turki melawan Barat. Para khatib menyambutnya dengan sangat
hangat. Para penyair memujinya. Ahmad Syauqi, misalnya dalam sebuah awal
baitnya menyejajarkan Mustafa Kemal dengan Khalid bin Walid si pedang Allah
dengan syairnya.
”Allahu Akbar, betapa banyak penaklukan yang
demikian mengagumkan wahai Khalid Turki, perbaharuilah kepahlawanan Khalid
Arab!”
Ya, sebuah skenario jahat yang luar biasa
sukses!
Sekarang Mustafa Kemal menjadi seorang panglima
militer yang memiliki kedudukan Banyak wanita yang memujanya dengan mengenakan
foto Kemal dalam locket di lehernya. Sebagai pembebas negaranya, Mustafa kemal
sudah terbiasa tidur dengan para wanita yang mau dan bernafsu.
Hingga tahun 1919 M Mustafa Kemal masih
bersandiwara. Untuk menutupi kebenciannya kepada Islam dan untuk meraih simpati
rakyat Khilafah. Ketika dia berhasil menang atas Yunani di Ankara, ia berbicara
di hadapan publik, ”Sesungguhnya semua rencana akan diambil tidak dimaksudkan
kecuali untuk melindungi kesultanan dan khilafah serta pembebasan sultan dan
negeri ini dari perbudakan orang-orang asing.”
Wajah Asli Mustafa
Bulan April 1920 Mustafa Kemal membentuk dan
memimpin Majelis Nasional Agung Turki yang berpusat di Ankara.
Tahun 1922 kaum nasionalis sekuler Turki makin
merajela. Sultan Mehmet VI Vahdettin (Wahiduddin) dijatuhkan. Kelompok
nasionalis ini membuat kekuasaan Khalifah ditiadakan pada tanggal 1 November
1922.
Mulailah Mustafa Kemal menampakkan kebenciannya
kepada Islam. Pada tanggal 19 November 1922 melalui Majelis Nasional Turki di
Ankara, Mustafa Kemal mengangkat Abdul Majid II menjadi Khalifah menggantikan
Muhammad Wahiduddin yang melarikan diri. Sultan Abdul Majid ini sebenarnya hanya
khalifah boneka yang sama sekali tidak memiliki kekuasaaan apa-apa.
Pada tanggal 29 Oktober 1923 kaum nasionalis
sekuler Turki memproklamirkan berdirinya Republik Turki dengan Mustafa Kemal
sebagai presidennya.
Tidak lama berkuasa, ia menyatakan tegas bahwa
ia akan menghancurkan puing reruntuhan Islam dalam kehidupan bangsa Turki.
Hanya dengan mengeliminasi segala hal berbau Islam, Turki bisa ‘maju’ menjadi
bangsa modern yang dihormati. Tanpa ragu Kemal menyerang Islam dan pilarnya.
Mustafa Kemal akhirnya menikah juga. Ia menikah
dengan Latife Usakligil.anak perempuan Ushakizade Muammer, seorang Smyrna yang
kaya dan berminat pada perkapalan dan perdagangan intgernasional. Meskipun
Latife orang turki yang berkulit zaitun dan memiliki mata gelap dan besar,
namun ia telah belajar ilmu hukum di Eropa dan berbahasa Perancis seperti
wanita Perancis. Mereka menikah di rumah ayah Latife dengan gaya Eropa sebagai
upaya untuk menghapuskan adat-adat yang Islami. Dalam perkawinan Islam,
pengantin laki-laki dan perempuan tidak boleh saling bertemu sampai setelah
upacara akad nikah selesai. Namun, Kemal dan Latife melanggar tradisi dan
mengucapkan janji setia mereka sambil duduk di atas bangku.
Setelah itu Kemal mengajak istrinya melakukan
perjalanan bulan madu, dengan memanfaatkan isterinya sebagai contoh dalam
kampanyenya untuk menggalakkan emansipasi terhadap wanita Turki. ”Itulah cara
untuk memperlakukan seorang wanita,” katanya, dengan menunjuk Latife yang
berdiri di sampingnya dengan mengenakan celana. Memamerkan isteri barunya
dengan cara yang tidak lazim semacam itu menyulut kemarahan bagi kalangan Islam
yang mereka sebut tradisionalis di antara lawan-lawan politiknya, khususnya
ketika Latife tampil mengenakan gaun pendek yang mempertontonkan bagian-bagian
tubuh secara terbuka pada berbagai acara pesta besar.
Tahun 1340 H/ 1923 M Mustafa Kemal
menandatangani perjanjian dengan negara-negara Barat yang dikenal dengan nama
Perjanjian Luzan (lausane). Perjanjian itu mewajibkan Turki menerima beberapa
syarat yang dikenal dengan nama syarat Karzun (Curzon) yang empat. Karzun
adalah ketua delegasi Inggris dalam pertemuan Luzan. Empat syarat itu:
Pemutusan Turki dari semua hal yang berhubungan
dengan Islam.
Penghapusan Khilafah Islam untuk selama-lamanya.
Mengeluarkan Khalifah dan para pendukung
Khilafah dan Islam dari negeri Turki serta mengambali harta khalifah.
Mengadopsi undang-undang sipil sebagai pengganti
undang-undang Turki yang lama.
Mustafa Menjagal Khilafah
Mustafa Menjagal Khilafah
Dan tanggal 3 Maret 1924 Mustafa Kemal pun
memulai proses penjagalan Khilafah yang tanpa daya. Ia memanggil semua anggota
Majelis Nasional untuk mengadakan pertemuan. Malam-malam sebelumnya, Mustafa
Kemal berusaha membungkam suara penentangnya dengan mengancam dengan hukuman mati
bagi para pengkritik pendapatnya. Mustafa Kemal mengusulkan pada Majelis
Nasional proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai ”bisul sejak Abad
Pertengahan” untuk selamanya dan mendirikan negara Turki sekuler. Keputusan pun
diambil tanpa perdebatan. Keputusan mencakup pembuangan Khalifah pada hari
berikutnya ke Swiss. Maka obor khilafah pun padam, di tangan Mustafa Kemal.
Berita Pembubaran Khilafah ini memunculkan
kegundahan di seluruh dunia Islam. Karena bagaimana pun selama ini Istambul
merupakan lambang kekuatan politik bagi dunia Islam. Penyair Syauqi yang
sebelumnya memuji Mustafa Kemal, meratap sedih atas peristiwa yang terjadi.
Di Indonesia. kelompok modernis, seperti
al-Irsyad, Muhammadiyah, Persis, Sarekat Islam dan Kelompok tradisi yang
nantinya mendirikan Nahdhatul Ulama bersepakat untuk menegakkan kembali
khilafah. Mereka membentuk Komite Khilafah tanggal 4 Oktober 1924 di Surabaya
dengan ketua Wondosudirdjo dari Sarekat Islam dan wakil ketua K.H. Abdul Wahab
Hasbullah tokoh pendiri Nahdhatul Ulama sebagai utusan dalam kongres Khilafah
di Mesir.
Mustafa Kubur
Peradaban Islam
Sementara itu di Turki, setelah sukses menjagal
Khilafah, mulailah Mustafa Kemal mengubur peradaban Islam dari bumi Turki.
Tahun 1925 M/ 1344 H masjid-masjid ditutup dan
pemerintah memberangus semua gerakan keagamaan dengan segala kebengisannya.
Tahun itu juga, Latife yang minta diperlakukan
dan dihormati sebagaimana mestinya seorang istri, dengan kasar diceraikan oleh
Mustafa Kemal dan diusirnya.
Setelah bercerai, Mustafa menjadi lelaki tak
tahu malu dan tak mengenal batas. Ia menjadi peminum berat dan tak bisa lepas
dari miras. Sejumlah lelaki muda tampan, istri, dan putri pendukungnyapun
menjadi objek pemuas syahwat dan korban agresi vital nafsunya, sampai ia
menderita penyakit kelamin.
Sementara itu, gemuruh kaum oposisi Turki mulai
menderu. Gemuruh itu akhirnya meledak pada 1926, ketika suku Kurdi gunung
melancarkan pemberontakan bersenjata melawan rezim Kemalis. Mustafa Kemal tak
buang waktu. Seluruh suku Kurdistan di Turki dibinasakan dengan bengis, desa
dibakar, ternak dan hasil panen dihancurkan, perempuan dan anak-anak diperkosa
dan dibantai. 46 kepala suku Kurdi digantung di depan umum. Dan terakhir,
mengeksekusi Syekh Said, pemimpin suku Kurdi.
Tahun 1926/ 1345 M Syariah Islam diganti dengan
hukum sipil yang diadopsi dari hukum Swiss.
Tahun itu juga Penanggalan Hijriyah diganti
dengan penanggalan masehi sehingga angka tahun 1345 H dihapus di seluruh Turki
dan diganti dengan 1926 M.
Tahun 1928 M/ 1347 H Teks undang-undang
menghapus Turki sebagai pemerintahan Islam. Teks sumpah yang diucapkan para
pejabat pemerintah saat dilantik yang sebelumnya bersumpah dengan nama Allah
diganti dengan hanya mengucapkan ”Dengan kehormatan mereka, mereka akan
menunaikan kewajiban.”
Tanggal 1 November 1928 dibuat UU tentang
pengambilan dan penerapan alfabet (Latin) serta pelarangan tulisan Arab.
Tahun 1929 M/ 1348 H. Pemerintah mulai
mewajibkan secara paksa untuk menggunakan huruf-huruf latin dalam penulisan
bahasa Turki sebagai ganti huruf Arab yang dipakai sebelumnya. Pengajaran
bahasa Arab dan Persia dihapuskan dari seluruh fakultas. Buku-buku yang
terlanjur dicetak dalam huruf Arab diekspor ke Mesir, Persia dan India. Pemerintah
Turki ingin memutus hubungan Turki dengan masa lalu keislaman mereka, juga
memutus hubungan Turki dengan kaum muslimin di seluruh negeri Arab dan negeri
Islam lainnya.
Tahun 1931-1932 M/ 1350-1351 H pemerintah
membatasi jumlah masjid. Mustafa Kemal terus mencerca masjid-masjid. Dia
menutup masjid utama di Istambul dan mengubah Masjid Aya Shofia menjadi museum,
sedang Masjid al-Fatih dijadikan gudang!
1933 M/ 1352 H Fakultas Syariah di Universitas
Istambul ditutup. Pemerintah juga menghapus pendidikan agama di sekolah-sekolah
khusus.
Mustafa Kemal meniupkan ruh nasionalisme ke
tengah-tengah bangsa Turki dengan selalu mendengung-dengungkan. ”Sesungguhnya
Turki adalah pemilik peradaban yang paling tua di dunia. Sudah tiba saatnya
kini untuk diambil kembali dan menggantikan peradaban Islam.”
Tahun itu juga Mustafa Kemal melalui Majelis
Nasional (National Assembly) kemudian menyandangkan gelar Ataturk pada dirinya,
yang berarti Bapak orang-orang Turki.
Mustafa Kemal Ataturk memerintahkan penerjemahan
al-Qur`an ke dalam bahasa Turki, sehingga kehilangan makna-maknanya dan cita
rasa bahasanya. Puncaknya, dia memerintahkan agar adzan dilakukan dengan
menggunakan bahasa Turki!
Tanggal 3 Desember 1934 dibuat UU tentang
larangan memakai busana tradisional yang Islami.
Pemerintah memerintahkan kaum wanita untuk
menanggalkan jilbab dan membiarkan mereka berkeliaran dimana-mana tanpa
mengenakan jilbab. Pemerintah juga menghapuskan kepemimpinan kaum lelaki atas
wanita dengan semboyan demi kebebasan dan kesetaraan jender. Pemerintah
mendorong diselenggarakannya pesta-pesta tari dan drama-drama yang
menggabungkan lelaki dan perempuan.
Tahun 1935 M Pemerintah Turki mengubah hari
libur resmi Jumat menjadi hari Minggu yang dimulai Sabtu Zhuhur hingga Senin
pagi.
Langkah-langkah yang diambil Mustafa Kemal ini
memiliki dampak yang luas di Mesir, Afghanistan, Iran, India dan Turkistan
serta kawasan dunia Islam lainnya, termasuk Indonesia. Langkah-langkah ini
memberi peluang bagi kalangan yang menyeru pada westernisasi dengan menjadikan
Turki sebagai teladan utama saat menyatakan tentang kemajuan dan kebangkitan.
Media-media yang orientasinya memusuhi Islam menyambut gembira apa yang
dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Media-media itu menyebarkan apa yang
dikatakan oleh Ataturk dengan ungkapannya, ”Turki baru, sama sekali tidak
memiliki hubungan apa pun dengan agama.” Atau, saat lain ia memegang al-Qur`an
di tangannya dan dengan congkaknya menyatakan, ”Sesungguhnya kemajuan bangsa-bangsa
tidak mungkin dilakukan dengan menerapkan hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang
telah berlalu beberapa abad lamanya.” Na’udzubillahi min dzalik!
Mustafa Kemal yang telah murtad ini selalu
berkoar di mimbar-mimbar agar rakyat Turki meniru apa yang ada di Barat Salibis
dan mengajak pada kebebasan yang berbau kekufuran bagi kalangan wanita Turki.
Mustafa mengajak pada degradasi akhlak dengan anggapan bahwa minum minuman
keras, judi dan perzinahan tak lain sebagai gambaran dari tingginya peradaban
dan kemajuan.
Setelah menghukum mati teman-teman yang dulu
seperjuangan dengannya, kini Mustafa Kemal jadi diktator absolut bagi Turki
sekuler.
Kematiannya
Rujukan : www.syahidah.web.id
Pada bulan November 1938, Kemal meringkuk di atas ranjang
menunggu kematiannya setelah memimpin Turki selama 15 tahun. Sepanjang
masa itulah dia telah mengubah total wajah Turki. Dia khawatir orang-orang yang
datang setelahnya tidak sanggup menggantikannya dan tidak sanggup melanjutkan
upayanya itu. Kemudian dia memanggil Dubes Inggris yang bernama Bersi Louren ke
Istana Dolmabahce. Bersi Louren menuliskan kisah pertemuan rahasianya dengan
Kemal dengan cukup detil.
“Ketika sampai, aku menjumpai Yang Mulia sedang duduk di
atas pembaringan, bersandar kepada beberapa bantal dan dikelilingi oleh seorang
dokter dan dua orang perawat. Ketika aku masuk, segera Kemal memerintahkan dokter
serta kedua perawat itu untuk keluar dan dia akan membunyikan bel jika
memerlukan mereka. Pada saat itu mulailah Kemal Attaturk bicara dengan suara
pelan, tetapi dengan perhatian yang sangat serius. Ia mengatakan kepadaku
bahwa dia sengaja mengutus orang untuk memanggilku, karena dia ingin meminta
sesuatu yang memerlukan jawaban segera dan pasti dariku.
Persahabatan dan nasihatku merupakan satu-satunya yang selalu
menyertainya, serta dia lebih menghargainya daripada nasihat dari pihak lain.
Karena nasihatku dianggapnya konsisten, tidak pernah menyimpang. Itulah
sebabnya kenapa dia selalu meminta pandangan dariku dalam berbagai momentum dan
situasi penting. Dengan kebebasan yang mutlak, seolah aku adalah salah seorang
menteri di jajaran pemerintahan Turki.
Selaku presiden, dia memang memiliki wewenang untuk memilih
pengganti setelah kepergiannya. Karena itu, ia meminta dengan tulus agar aku
bersedia menggantikan posisinya nanti (sepeninggalnya). Dia sangat menunggu jawaban
atas permintaannya itu.
Setelah beberapa saat dalam keheningan berpikir, aku
menjawab, ‘Sebenarnya saya tidak berdaya untuk mencari perkataan tepat yang
bisa menyampaikan perasaan saya yang cukup dimengerti. Sebab pada kenyataannya,
perasaan saya saat ini sungguh amat bergolak, berbeda dengan perasaan saya di
saat-saat yang lain dalam hidup saya.
Usulan ini sekaligus merupakan bukti akan pujian dan
kebanggaannya, bukan saja terhadap diriku sebagai pribadi, tapi juga terhadap
politik luar negeri Turki. Namun aku benar-benar ragu karena kemampuanku
terbatas pada administrasi. Ditambah lagi, tanggungjawab pemimpin negara Turki
berbeda dengan tanggungjawab sebagai duta besar sebuah negara. Karena itu,
tidak ada jawaban lain selain meminta maaf atas ketidaksanggupanku menggantikan
posisinya.
Jawabanku itu ternyata memberikan pukulan yang cukup dahsyat
kepadanya, sampai dia berpaling dengan punggungnya ke arah bantal-bantal dan
membunyikan bel untuk memanggil para perawat yang siap memberikan obat
untuknya…”
(Ar-Rajulush Shonam: Kamal Attaturk. Dhabit Tarki Sabiq, hal xiv).
Mustafa Kemal Pasha, di tangannyalah Khilafah Islamiyah
berhasil diruntuhkan. Dan karena perbuatannya itu, sejak saat itu, jutaan kaum
muslim meregang nyawa karena dijajah oleh kaum kafir, dan ketiadaan pelindung
umat.
Rujukan : www.syahidah.web.id
jadi ikut sebal kepada orang ini!!! Dasar Si Atruk!!!!
Segala keburukan Attaurk semoga bisa dipulihkan oleh Erdhogan. Aamiin
Sekarang dia Sedang Menerima Azab atas Perbuatannya...Mustafa kemal Laknatullaah...
Yuk daftar, main-main b0l4 disini F*a*n*s*B*E*T*I*N*G :)
AJOQQ menyediakan 8 permainan yang terdiri dari :
Poker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)
agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
pin bbm :2B389877